teori sosiologi

20+ Teori Sosiologi Beserta Pengertian, Ciri-Ciri, dan Penjelasannya

Teori sosiologi – Pengertian sosiologi adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia beserta interaksinya dengan manusia atau kelompok tertentu. Sebagai studi ilmu pengetahuan, tentu terdapat teori-teori sosiologi yang dikembangkan oleh para ahli dari dulu sampai sekarang, berkaitan dengan tindakan manusia dan karakteristiknya.

Ilmu sosiologi juga memiliki sejumlah karaktetistik berkaitan dengan hakikatnya sebagai ilmu pengetahuan. Beberapa ciri-ciri sosiologi adalah bersifat empiris (berdasarkan observasi), bersifat teoritis (menghasilkan teori), bersifat kumulatif (didasarkan pengembangan teori yang sudah ada), serta bersifat non-etis (tidak memandang baik buruknya fakta).

Tentunya sebagai cabang ilmu, terdapat beberapa teori sosiologi yang dikembangkan oleh para ahli. Sebutan untuk ahli sosiologi adalah sosiolog. Teori-teori dalam ilmu sosiologi menekankan sebab dan fokus yang dibahas. Beberapa teori bisa muncul sebagai reaksi atau refleksi dari teori-teori yang sudah ada sebelumnya.

(baca juga konsep dasar sosiologi)

teori sosiologi

Teori Sosiologi dan Pengertiannya

Berikut ini akan dibahas satu per satu sapa saja teori sosiologis yang banyak digunakan beserta pengertiannya lengkap.

Teori Fungsionalis

Teori fungsionalis menjelaskan bahwa semua bagian dalam masyarakat memiliki fungsinya masing-masing. Tiap elemen masyarakat akan bekerjasama untuk bisa menciptakan struktur dan tatanan sosial yang stabil dan harmonis. Adanya satu elemen masyarakat yang tidak berfungsi dengan baik akan menyebabkan timbulnya ketidakteraturan sosial.

Teori Konflik

Teori konflik merupakan teori yang meyakini bahwa tiap masalah sosial timbul karena terjadinya konflik sosial, misalnya seperti konflik kelas, etnis, gender, dan golongan. Teori konflik dapat dibedakan menjadi dua paham, yakni teori Marxis dan teori Non-Marxis.

  • Teori Marxis, yakni teori yang meyakini bahwa masalah sosial terjadi karena adanya ketidaksetaraan dalam kelas sosial.
  • Teori Non-Marxis, yakni teori berfokus pada masalah sosial yang disebabkan oleh konflik antar kelompok sosial di dalam masyarakat.

Teori Interaksi Simbolis

Teori interaksi simbolis merupakan teori sosiologi yang meyakini bahwa tiap orang bertindak sesuai makna simbolik yang muncul dalam situasi dan kondisi tertentu. Terdapat dua paham mengenai teori interaksi simbolis ini, yakni teori pelabelan dan teori konstruksionisme sosial.

  • Teori pelabelan, yakni teori dimana kondisi sosial di dalam masyarakat dikatakan bermasalah karena kondisi tersebut sudah dianggap sebagai suatu masalah.
  • Teori konstruksionisme sosial, yakni teori dimana konstruksionisme sosial, masalah sosial merupakan hasil konstruksi manusia, yang disebabkan oleh interaksi intens individu dengan orang-orang yang mendefinisikan hal-hal menyimpang sebagai suatu hal yang biasa atau bahkan positif.

Teori Strukturalisme

Teori strukturalisme merupakan teori yang menganggap bahwa tiap tindakan manusia ditentukan oleh sistem struktur. Struktur sosial turut memberi pengaruh dan mengatur tindakan seseorang. Secara singkat, teori strukturalisme ini meletakkan struktur sebagai faktor determinan dari tindakan sosial.

Teori Post-Strukturalisme

Teori post-strukturalisme merupakan teori yang menjelaskan bahwa di atas struktur yang mempengaruhi tindakan manusia, juga terdapat relasi kuasa yang berhubungan dengan pengetahuan. Teori post-strukturalisme ini merupakan teori yang muncul dari adanya teori strukturalisme untuk dikembangkan lebih lanjut.

Teori Pertukaran

Teori pertukaran merupakan teori yang menganggap perilaku manusia untuk membentuk model hubungan antara lingkungan dan para aktor. Perilaku manusia disambut oleh reaksi lingkungan, yang kemudian memengaruhi perilaku.
Lingkungan sosial atau fisik dimana aktor berperilaku turut mempengaruhi perilaku aktor itu sendiri.

Teori Marx

Teori Marx merupakan salah satu teori sosiologi yang menekankan pada asumsi lama mengenai pertentangan dua kelas, yakni kelas borjuis dan kelas proletar. Dalam teori ini, juga diyakini mengenai konsep alienasi dari Marx, yang digunakan untuk menjelaskan keadaan manusia modern dalam sistem ekonomi kapitalis.

Teori Neo-Marxian

Teori Neo-Marxian merupakan teori sosiologi yang timbul sebagai reaksi dan kritik dari konsep yang ada pada teori Marxian. Pikiran tentang ide-ide ini tidak tunggal tetapi beragam, sehingga teori neo-Marxis memiliki banyak variasi. Teori ini mengembangkan konsep fetisisme komoditas sehingga dapat diterapkan pada semua elemen, termasuk negara dan hukum.

Teori Dramaturgi

Teori dramaturgi merupakan teori yang memahami dunia sosial melalui interaksi sosial. Dalam proses interaksi sosial, konsep diri akan dibentuk melalui proses interaksi dengan orang lain dalam situasi sosial tertentu. Pendekatan dramaturgis ini kemudian membagi dunia menjadi dua, yakni depan panggung dan belakang panggung.

Teori Modernisme

Teori modernisme merupakan teori sosiologi yang selalu diarahkan untuk kemajuan, dimana hal-hal yang berkaitan dengan kemajuan selalu dianggap lebih baik. Teori modernisme dapat dideskripsikan melalui jargon-jargon yang muncul pada era filsafat modern seperti, kemajuan, rasionalitas, dan kesadaran.

Teori Post-Modernisme

Teori post-modernisme merupakan teori yang didasarkan pada kondisi dunia saat ini masih relevan disebut sebagai era modern, sedangkan dunia tampak memperlihatkan karakter-karakter yang berbeda dari era sebelumnya. Menurut pencetusnya, teori ini muncul sebagai penanda akhir dari era modernisme. Dengan kata lain, teori post-modernisme menjadi antitesi dari teori modernisme.

Teori Konstruksi Sosial

Teori konstruksi sosial merupakan teori yang melihat realitas dalam sistem sosial diciptakan melalui interaksi timbal balik yang menghasilkan sistem nilai dan keyakinan. Sistem nilai dan keyakinan berulang kali dipraktikkan dan dimainkan oleh para aktor sosial, sehingga melekat dalam sistem, yang kemudian dianggap sebagai kenyataan.

Teori Globalisasi

Teori globalisasi merupakan teori yang menekankan pentingnya mempertimbangkan keterkaitan antara lokal dan global dalam analisis fenomena sosial. Secara umum, teori globalisasi ini dapat dibedakan menjadi tiga dimensi teoretis, yakni dimensi ekonomi, dimensi politik, dan dimensi budaya.

  • Dimensi ekonomi meneliti fenomena ekonomi pasar global di zaman neo-liberalisme dan penolakannya dari perspektif Marxis.
  • Dimensi politik melihat peran negara dan bangsa di era globalisasi seperti sekarang.
  • Dimensi budaya meneliti dampak budaya globalisasi di tingkat lokal dan juga sebaliknya.

Teori Pembangunan

Teori pembangunan merupakan teori sosiologi yang konteksnya berada pada tataran negara atau regional serta dibangun berdasarkan asumsi bahwa kemajuan suatu negara sangat tergantung pada investasi yang diorientasikan untuk memajukan ekonomi suatu negara. Umumnya teori ini diusung oleh negara-negara maju untuk diterapkan di negara-negara berkembang dengan pertumbuhan ekonomi sebagai kuncinya.

Teori Ketergantungan

Teori ketergantungan merupakan teori sosiologi yang muncul sebagai reaksi dari teori pembangunan. Teori ini berdasarkan pada asumsi bahwa investasi dan segala bentuk bantuan finansial dari negara maju malah menciptakan ketergantungan bagi negara-negara berkembang. Teori ini juga berada pada konteks negara atau regional.

Teori Feminisme

Teori feminisme merupakan teori berupa generalisasi sistem ide tentang kehidupan sosial dan pengalaman manusia dari perspektif perempuan. Sebagai pusat, situasi dan pengalaman sosial yang ditangkap selalu merujuk pada sudut pandang perempuan. Teori ini turut menantang sistem dominasi yang memarjinalkan kaum perempuan.

Teori Sistem

Teori sistem merupakan teori yang berdasarkan pada asumsi bahwa dunia secara keseluruhan merupakan sebuah sistem dan dunia sosial memiliki sistemnya sendiri yaitu komunikasi. Pada teori ini, diyakini bahwa semua dimensi kehidupan merupakan sebuah sistem, mulai dari sel biologis, ekonomi pasar, sampai kehidupan sosial secara keseluruhan.

Teori Konsumsi

Teori konsumsi merupakan teori yang menganggap bahwa kelas sosial tidak lagi ditentukan oleh produksi, melainkan oleh konsumsi dan gaya hidup. Berkembangnya teori konsumsi ini kemudian berimplikasi pada menurunnya analisis sosial pada aspek produksi dalam melihat kelas, kultur, dan fenomena sosial.

Teori Kritis

Teori kritis merupakan teori yang gagasannya banyak memberikan kritik kepada determinisme ekonomi, positivisme, modernisme, dan sosiologi secara keseluruhan. Teori ini juga bersifat autokritik atau juga turut mengkritik teori ini sendiri. Ide-ide teori kritis dipengaruhi oleh Karl Marx, meski ada juga fondasi teorinya yang dikritik juga.

Nah itulah referensi mengenai teori-teori sosiologi beserta pengertian, ciri-ciri, dan penjelasannya. Ada banyak teori-teori yang ada dalam ilmu sosiologi yang banyak digunakan dan dipelajari oleh para ahli.

Tinggalkan komentar