teori perubahan sosial

4+ Teori Perubahan Sosial Beserta Ciri-Ciri dan Penjelasannya [Lengkap]

Teori perubahan sosial – Perubahan sosial merupakan proses sosial berupa perubahan yang dilakukan masyarakat. Manusia memang akan terus berubah dan mengalami perubahan secara terus menerus. Perubahan sosial juga menekankan perubahan yang terjadi pada aspek kultural dan aspek struktural beserta apa saja dampaknya terhadap kehidupan sosial.

Secara umum, pengertian perubahan sosial adalah suatu proses perubahan tatanan atau struktur sosial dalam lingkungan masyarakat, yang mencakup berbagai hal seperti pola pikir menjadi lebih inovatif, sikap, dan juga kehidupan sosial sehingga memperoleh penghidupan yang lebih baik dan lebih bermartabat.

Perubahan sosial dapat terjadi karena beberapa faktor pendorong, misalnya karena adanya kontak dengan kebudayaan lain, sikap orientasi ke masa depan serta kondisi masyarakat yang heterogen. Selain itu juga ada faktor penghambat perubahan sosial seperti nilai adat istiadat yang kuat, sikap masyarakat yang konservatif atau perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lambat.

Layaknya studi ilmu sosiologi lain, terdapat teori-teori yang melandasi terjadinya perubahan sosial. Perubahan sosial menjadi suatu gejala atau fenomena sosial yang diteliti dan menghasilkan sejumlah teori, di antaranya meliputi teori evolusi, teori linear, teori siklus, dan teori konflik.

(baca juga contoh perubahan sosial)

teori perubahan sosial

Teori Perubahan Sosial

Berikut merupakan pembahasan mengenai teori-teori perubahan sosial beserta ciri-ciri dan penjelasan lengkapnya.

1. Teori Evolusi

Teori perubahan sosial yang pertama adalah teori evolusi. Teori evolusi ini beranggapan bahwa perubahan sosial memiliki arah tetap yang dilalui oleh semua masyarakat. Sama seperti teori evolusi pada ilmu biologi, teori evolusi pada perubahan sosial menjelaskan bahwa perubahan sosial terjadi secara lambat untuk waktu yang lama di dalam sistem masyarakat.

Tokoh pemrakarsa teori evolusi pada perubahan sosial adalah Herbert Spencer. Asumsi dasar yang ia gunakan adalah bahwa perubahan sosial terjadi secara perlahan dalam waktu yang lama. Teori ini dikembangkan Emile Durkheim yang menganggap dasar perubahan dari solidaritas mekanik menuju solidaritas organik, yang ditandai dengan adanya pembagian kerja.

Berikut ini merupakan beberapa penggolongan teori evolusi beserta penjelasannya.

a) Unlinear Theories of Evolution

Unlinier theories of evolution menganggap masyarakat berkembang dari masyarakat sederhana menuju masyarakat yang kompleks. Teori ini menyatakan bahwa manusia dan masyarakat mengalami perkembangan yang sesuai dengan tahap-tahap tertentu hingga menjadi lebih kompleks. 

b) Universal Theories of Evolution

Universal theories of evolution membahas bahwa perubahan sosial merupakan hal yang linear, atau sudah memiliki garisnya sendiri. Oleh karena itu, perubahan sosial akan melaju ke depan dan tidak akan berulang seperti pada pandangan teori siklus.

c) Multilinear theories of evolution

Multilinear theories of evolution menekankan pada penelitian tahap-tahap pergantian dan perkembangan evolusi masyarakat pada bidang-bidang tertentu. Contohnya seperti perubahan sistem mata pencaharian dari berburu ke pertanian, atau dari pertanian menuju sektor industri.

2. Teori Linear

Teori perubahan sosial berikutnya adalah teori linear. Teori ini percaya bahwa sebuah perubahan sosial dapat diarahkan menuju ke titik tujuan tertentu yang diinginkan, misalnya seperti perubahan dari masyarakat tradisional menuju ke masyarakat yang lebih modern.

Teori ini beranggapan bahwa perubahan sosial membawa kemajuan menuju ke arah yang lebih baik. Contoh penerapan teori linear ini adalah perkembangan bangsa Indonesia dari zaman penjajahan, mempertahankan kemerdekaan, sampai dengan di era modern seperti saat ini.

3. Teori Siklus

Teori siklus merupakan teori perubahan sosial yang menyatakan bahwa perubahan sosial berputar dan melingkar. Artinya suatu perubahan zamam merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari oleh manusia dan tidak dapat dikendalikan oleh siapapun tanpa terkecuali.

Singkatnya, perubahan sosial akan menjadi sebuah siklus, dimana suatu kelompok masyarakat akan merasakan berada di atas dan di bawah begitu seterusnya secara berulang. Teori ini juga beranggapan bahwa perubahan sosial merupakan sesuatu yang tidak dapat direncanakan.

4. Teori Konflik

Teori perubahan sosial yang terakhir adalah teori konflik. Pada teori ini menjelaskan bahwa perubahan sosial terbentuk karena adanya konflik dan ketegangan yang terjadi dalam masyarakat. Konflik yang dimaksud biasanya berupa pertentangan antar kelas penguasa dengan rakyat yang tertindas.

Teori ini dikemukakan oleh Karl Marx dengan asumsi perubahan sosial adalah dampak dari adanya konflik sosial. Perubahan sosial diupayakan oleh rakyat yang tertindas dan kelas pekerja untuk menentang penguasa yang sewenang-wenang kepada masyarakt hingga menimbulkan konflik.

Nah itulah referensi 4 teori perubahan sosial beserta pengertian, ciri-ciri, contoh, dan penjelasannya. Secara umum terdapat 4 (empat) teori dalam perubahan sosial yang meliputi teori evolusi, teori linear, teori siklus, dan teori konflik.

Tinggalkan komentar